Two Side Of Life
- Alanalyn

- Nov 6, 2018
- 2 min read
Kalau saya pernah bilang, "liat ke sisi lain dari sesuatu itu". Ya, hampir mirip tapi disini dimaksudkan untuk saling mengerti dari pihak 1 ke pihak lainnya atau satu dengan yg lain.
Analogikan dirimu sebagai pengendara motor dan pengendara mobil. Lihat prespektif yang ada. Kini dirimu adalah satu orang yang bisa mengendarai motor dan mobil. Suatu saat kamu sedang mengendarai motor ketika mobilmu rusak, keadaan jalan saat itu sangat padat. Lantas apa yang akan kamu lakukan ? Ya, tentu memanfaatkan celah antar mobil agar cepat sampai, tapi yg kamu dapatkan adalah cacian dari pengendara mobil. Siapa yang salah? Kamu ?
Sekarang kamu sedang mengendarai mobil manual, kebetulan jalan agak menanjak dan sedang padat. Dibelakang mobilmu ada motor yang berhenti dan disaat itu kesempatanmu untuk maju setelah menunggu, namun saat mengambil langkah tentunya mobilmu akan sedikit mundur sebelum menanjak, naasnya mobilmu mengenai pengendara motor itu. Pengendara motor itu marah dan mobilmu tergores. Siapa yang salah ? Kamu ?
Menurut saya,keduanya bukan salah siapa-siapa. Memang sudah wajar kalau naik motor salip menyalip (asalkan tidak ugal-ugalan) kalau mau nunggu dibelakang mobil saja ya.. terus fungsi motor sesungguhnya apa?. Memang sudah sewajarnya mobil manual akan mudur sebelum naik,kalau tidak ya berarti mobil metik. Atau malah pengendara motor ga harus kesal pas mobil lagi berjalan lambat pas belokan,toh memang aturannya gitu tidak boleh di gas atau akan mengakibatkan kecelakaan.Nah.. disini maksudnya
Posisikan dirimu diantara kedua prespektif tersebut. Usahakan untuk mengerti kedua belah pihak, pahami alasannya sebelum dirimu memutuskan untuk menjadi negatif untuk itu. Turunkan keegoisanmu sejenak dan cobalah untuk mendengarkan alasannya. Dengan begitu kata damai dan kekeluargaan bisa dicapai. Tidak harus pasal kendaraan tapi semua hal bisa seperti itu. Setiap orang punya alasannya sendiri dalam melakukan sesuatu, begitu juga Tuhan. Tuhan juga menciptakan sesuatu pasti dengan tujuanNya yang tentu baik.
Jangan merasa dirimu paling hebat dan paling lemah. Setiap insan punya kekuatannya masing-masing.
Ras, agama, pendidikan, hobi dll yang bermacam-macam. Tentunya diciptakan untuk saling dimengerti. Sedari kecil kita diajarkan untuk bertoleransi, maka dari itu semua hal tsb ada. Minoritas, Mayoritas juga ada karena tujuannya. Kembali ke bagaimana kamu menyikapinya, mau untuk jalan damai ? Atau malah mau untuk menciptakan konflik ?. Perdamaian itu indah, pikirkan kembali sebelum merusaknya. Posisikan lagi dirimu diantara keduanya bukan salah satunya.






Comments